Selasa, 18 Mei 2010






Ini foto-foto di kampus...
Mo dibilang hujan, padahal tidak loh..
cuman baru selesai hujan sj....

Rp. 1.500,- = Rp. 600.000,- (matematika Allah)

Tidak ada satu maksud apa pun ketika menuliskan cerita ini, semoga Allah menjaga hati ini dari sifat riya meski sebiji zarah pun.

_____________________________

Jum’at lalu, saya berangkat ke kantor dengan dada sedikit berdegub. Melirik ukuran bensin di dashboard motor, masih setengah. “Yah cukuplah untuk pergi pulang ke kantor”.

Namun, bukan itu yang membuat dada ini tak henti berdegub. Uang di kantong saya hanya tersisa seribu rupiah saja. Degubnya tambah kencang karena saya hanya menyisakan uang tidak lebih dari empat ribu rupiah saja di rumah. Saya bertanya dalam hati, “makan apa keluarga saya siang nanti?” Meski kemudian buru-buru saya hapus pertanyaan itu, mengingat nama besar Allah yang Maha Melindungi semua makhluk-Nya yang tawakal.

Saya berangkat, terlebih dulu mengantar si sulung ke sekolahnya. Saya bilang kepadanya bahwa hari ini tidak usah jajan terlebih dulu. Alhamdulillah ia mengerti. Soal pulangnya, ia biasa dijemput tukang ojeg yang –sukurnya- sudah dibayar di muka untuk antar jemput ke sekolah.

Sepanjang jalan menuju kantor saya terus berpikir, dari mana saya bisa mendapatkan uang untuk menjamin malam nanti ada yang bisa dimakan oleh isteri dan dua putri saya. Urusan besok tinggal bagaimana besok saja, yang penting sore ini bisa mendapatkan sesuatu untuk bisa dimakan.

Tiba di kantor, tiba-tiba saya mendapatkan sebungkus mie goreng dari seorang rekan kantor yang sedang milad (berulang tahun). Perut saya yang sejak pagi belum terisi pun mendesak-desak untuk segera diisi. Namun saya ingat bahwa saya tidak memiliki uang selain yang seribu rupiah itu untuk makan siang. Jadi, saya tangguhkan dulu mie goreng itu untuk makan siang saja.

Sepanjang hari kerja, terhitung dua kali saya menelepon isteri di rumah menanyakan kabar anak-anak. “sudah makan belum?” si cantik di seberang telepon hanya menjawab, “Insya Allah,” namun suaranya terasa getir. Saat itu, anak-anak sedang tidur siang.

Pukul lima sore lebih dua puluh menit saya bergegas ke rumah. Sebelumnya saya sudah berniat untuk menginfakkan seribu rupiah di kantong saya jika melewati petugas amal masjid yang biasa ditemui di jalan raya. Sayangnya, sepanjang jalan saya tidak menemukan petugas-petugas itu, mungkin karena sudah terlalu sore. Akhirnya, sekitar separuh perjalanan ke rumah, adzan maghrib berkumandang. Motor pun terparkir di halaman masjid, dan seketika mata ini tertuju kepada kotak amal di pojok masjid. “bismillaah…” saya masukkan dua koin lima ratus rupiah ke kotak tersebut.

Usai sholat, setelah berdoa saya meneruskan perjalanan. Tapi sebelumnya, tangan saya menyentuh sesuatu di kantong celana. Rupanya satu koin lima ratus rupiah. Kemudian saya ceploskan lagi ke kotak amal yang sama.

Sesampainya di rumah, isteri sedang memasak mie instan. Semangkuk mie instan sudah tersaji, “kita makan sama-sama yuk…” ajak si manis. Kemudian saya bilang, “abang sudah kenyang, biar anak-anak saja yang makan”. Anak-anak pun lahap menyantap mie instan plus nasi yang dihidangkan ibu mereka. Rasanya ingin menangis saat itu.

***

Keesokan paginya, isteri menggoreng singkong untuk sarapan. Alhamdulillah masih ada yang bisa dimakan. Sebenarnya hari itu masih punya harapan. Seorang teman isteri beberapa hari lalu meminjam sejumlah uang dan berjanji mengembalikannya Sabtu pagi. Namun yang ditunggu tidak muncul. Bahkan ketika terpaksa saya harus mengantar isteri menemui temannya itu, pun tidak membuahkan hasil.

Tiba-tiba telepon saya berdering, “Pak, saya baru saja mentransfer uang satu juta rupiah ke rekening bapak. Yang empat ratus ribu untuk pesanan 20 buku bapak yang terbaru. Sisanya rezeki untuk anak-anak bapak ya…” seorang sahabat dekat memesan buku karya saya yang terbaru.

Subhanallah, Allahu Akbar! Saya langsung bersujud seketika itu. Saya hanya berinfak seribu lima ratus rupiah dan Allah membalasnya dengan jumlah yang tidak sedikit. Ini matematika Allah, siapa yang tak percaya janji Allah? Yang terpenting, siang itu juga saya buru-buru mengeluarkan sejumlah uang dari yang saya peroleh hari itu untuk diinfakkan.

***

Saya bersyukur tidak memiliki banyak uang maupun tabungan untuk saya genggam. Sebab semakin banyak yang saya miliki tentu semakin berat pertanggungjawaban saya kepada Allah.

TAHUKAH ANDA....?

=>Tahukah anda kalau orang yang kelihatan begitu tegar hatinya, adalah orang
yang sangat lemah dan butuh pertolongan?

=>Tahukah anda kalau orang yang menghabiskan waktunya untuk melindungi orang
lain adalah justru orang yang sangat butuh seseorang untuk melindunginya?

=>Tahukah anda kalau tiga hal yang paling sulit untuk diungkapkan adalah :
Aku cinta kamu, maaf dan tolong aku

=>Tahukah anda kalau orang yang suka berpakaian warna merah lebih yakin
kepada dirinya sendiri?

=>Tahukah anda kalau orang yang suka berpakaian kuning adalah orang yang
menikmati kecantikannya sendiri?

=>Tahukah anda kalau orang yang suka berpakaian hitam adalah orang yang
ingin tidak diperhatikan dan butuh bantuan dan pengertian anda?

=>Tahukah anda kalau anda menolong seseorang, pertolongan tersebut
dikembalikan dua kali lipat?

=>Tahukah anda bahwa lebih mudah mengatakan perasaan anda dalam tulisan
dibandingkan mengatakan kepada seseorang secara langsung? Tapi tahukah
anda bahwa hal tsb akan lebih bernilai saat anda mengatakannya dihadapan
orang tsb?

=>Tahukah anda kalau anda memohon sesuatu dengan keyakinan, keinginan anda
tsb pasti dikabulkan?

=>Tahukah anda bahwa anda bisa mewujudkan impian anda, spt jatuh cinta,
menjadi kaya, selalu sehat, jika anda memintanya dengan keyakinan, dan jika
anda benar2 tahu, anda akan terkejut dengan apa yang bisa anda lakukan.

Tp, tidak sepenuhnya betul...
silakan anda coba sendiri....

Keep Smile
*(.^_^.)*

Senin, 17 Mei 2010





Selamat Siang

Siang ini saya ingin berbagi sedikit mengenai kesalahan-

kesalahan finansial yang sering dilakukan sehingga

menghalangi jalan menuju kaya.

Pensiun sejahtera tentunya menjadi keinginan setiap orang.

Sayangnya, dalam kenyataannya hanya sebagian kecil orang

yang berhasil mencapai kondisi ini. Sisanya? Kebanyakan

orang terpaksa terus bekerja hingga tua, atau hidup

bergantung pada keluarga.

Mengapa hal ini bisa terjadi? Jawabannya adalah karena

sepanjang hidupnya, kebanyakan orang cenderung melakukan

kesalahan-kesalahan finansial. Banyak yang menganggap

kesalahan ini tidak penting, sehingga menutup matanya

dan membiarkan dirinya tetap salah secara terus-menerus.

Akibatnya akan fatal bagi keuangan di masa tuanya.

Apa saja kesalahan finansial yang sering dilakukan orang?

1. Tidak menentukan tujuan

Bila Anda tidak tahu mau kemana, bagaimana Anda bisa sampai?

Untuk membangun kekayaan, pertama Anda harus memiliki tujuan.

Terlebih dahulu Anda harus menetapkan jumlah uang yang Anda

inginkan, setelah itu baru Anda bisa membuat rencana keuangan.

2. Tidak mengatur pengeluaran kecil

Anda mungkin tahu berapa pengeluaran umum Anda, tetapi apakah

Anda menyadari berapa total uang yang Anda keluarkan untuk

hal-hal kecil? Berhati-hatilah pada pengeluaran kecil,

terlebih lagi untuk yang sering terjadi, karena setelah

dijumlahkan akan bernilai besar.

3. Menyerahkan seluruh pengaturan keuangan pada orang lain

Anda perlu ikut serta dalam membuat rencana keuangan. Dengan

adanya partisipasi ini, maka Anda akan lebih memahami kondisi

finansial Anda sekarang. Dan Anda mengurangi ketergantungan

terhadap orang yang mengatur keuangan Anda.

4. Mengambil cicilan rumah 30 tahun

Tiga puluh tahun adalah jangka waktu yang terlalu panjang

untuk sebuah kredit. Anda akan berakhir dengan membayar

harga 2 hingga 3 kali harga yang seharusnya bila Anda

bersikeras mencicil tagihan hingga 30 tahun. Ambillah

jangka waktu yang lebih pendek, misalnya 15 tahun. Hal

ini akan menghemat banyak uang Anda.

5. Terlalu banyak hutang

Ingatlah bahwa setiap hutang akan membawa bunga yang harus

Anda bayar. Bunga hutang ini jumlahnya tidak sedikit dan

secara terus-menerus akan mengikis keuangan Anda. Apabila

Anda ingin sehat secara finansial, Anda harus membayar semua

hutang Anda secepat mungkin.

6. Tidak cukup persiapan pensiun atau terlambat memulai

Masa pensiun perlu direncanakan sedini mungkin. Semakin

cepat Anda memulai, maka semakin sedikit uang yang perlu

Anda tabung setiap bulannya.

7. Menggunakan tabungan hari tua Anda sebelum waktunya

Ingat, apapun yang terjadi, jangan pernah menggunakan uang

pensiun Anda. Kalau tidak, akibatnya akan fatal. Bisa-bisa

Anda pensiun tanpa dana sama sekali.